Inokulasi merupakan proses pemindahan mikroba dari campuran beberapa
populasi mikroba ke medium baru yang dilakukan secara aseptik dengan tujuan
untuk memperoleh biakan dari kultur mikroba yang ditumbuhkan. Inokulasi
membutuhkan kondisi yang aseptis untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kontaminasi. Oleh karena itu, sebelum melakukan inokulasi terlebih dahulu
dilakukan sterilisasi . Selain itu, untuk memberikan ruang aseptis pada
ruang kerja, i nokulasi dapat dilakukan dalam laminar air flow ataupun dalam ruangan yang terjaga kesterilannya.
Metode-Metode Inokulasi
Metode inokulasi yang paling sering digunakan dalam yaitu metode sebar (spread plate) dan metode tuang (pour plate).
·
Metode sebar (spread plate) adalah suatu teknik dalam inokulasi yang
dilakukan dengan cara menuangkan kultur mikroba dan meratakannya di atas media agar yang
telah memadat menggunakan hockey
stick. Mikroorganisme
yang baik ditumbuhkan pada metode ini adalah mikroorganisme aerob karena media
agar dituang terlebih dahulu daripada kultur mikroba menyebabkan mikroba tumbuh
dipermukaan agar sehingga mempermudah kontak
mikroba dengan oksigen. Kekurangan dari metode ini yaitu prosedur kerjanya
membutuhkan waktu yang lama karena harus menunggu media agar dingin dan
membeku. Sementara itu, kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar sehingga mudah
diamati.
· Metode tuang (pour plate)
adalah metode yang
digunakan dalam menumbuhkan mikroba yang dilakukan dengan cara menuang kultur
mikroba ke dalam cawan petri lalu kemudian menuang media agar ke dalam cawan
petri. Kelebihan metode ini yaitu prosedur kerjanya lebih
mudah karena tidak membutuhkan waktu
yang lama. Sementara itu, kekurangan dari metode ini yaitu koloni-koloni yang
berbeda saling bertumpuk sehingga sulit untuk diamati. Hal tersebutlah yang
menyebabkan apabila dilakukan pengamatan, mikroba yang ditumbuhkan pada metode sebar (spread plate) terlihat lebih banyak daripada mikroba yang ditumbuhkan
dengan metode tuang (pour plate). Mikroorganise yang baik ditumbuhkan pada metode ini
adalah mikroorganisme anaerob karena dalam metode ini tidak memungkinkan adanya
suplai oksiggen yang cukup pada media. Hal ini disebabkan pada metode ini
kultur mikroba dituang terlebih dahulu pada cawan petri sehingga suplai oksigen
yang diperoleh mikroba kurang.
Pengenceran Bertingkat
Sebelum
melakukan inokulasi terlebih dahulu dilakukan pengenceran bertingkat. Pengenceran
bertingkat adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi. Proses
pengenceran bertingkat biasanya menggunakan perbandingan 1: 9 antara
sampel dan larutan fisiologis dan 1:10 dari pegenceran sebelumnya. Berdasarkan
prinsipnya, pengenceran bertingkat dilakukan untuk menurunkan jumlah mikroba sehingga semakin tinggi
tingkat pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba.
Pengenceran bertingkat menggunakan larutan
fisiologis yang terdiri campuran NaCl dan aquades, biasanya dalam pengenceran
bertingkat digunakan larutan fisiologis dengan konsentrasi 0,85%. Hal ini
dikarenakan larutan fisiologis mampu menjaga tekanan osmotik antara cairan di
luar sel dan cairan di dalam sel karena larutan fisiologis bersifat isotonis
sehingga mikroba yang diencerkan tidak mengalami lisis.
Inkubasi
Setelah dilakukan proses inkulasi pada
media, biasanya dilanjutkan dengan inkubasi. Inkubasi adalah
proses memelihara kultur mikroba dalam suhu tertentu selama jangka waktu
tertentu untuk memantau pertumbuhan bakteri. Inkubasi merupakan suatu teknik perlakuan bagi mikroorganisme yang
telah diinokulasikan pada media (padat atau cair), kemudian disimpan pada suhu
tertentu untuk dapat melihat pertumbuhannya. Bila suhu inkubasi tidak sesuai
dengan yang diperlukan, biasanya mikroorganisme tidak dapat tumbuh dengan baik.
Peralatan yang digunakan dalam inkubasi ada dua jenis , yaitu pada
lemari biasa dengan suhu suhu kamar dan
pada inkubator yang suhunya dapat di tentukan. Proses inkubasi pada umumnya menggunakan inkubator. Hal ini
dikarenakan Suhu di dalam
inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan suhu optimum pertumbuhan mikroba yang diinokulasikan.
Sumber:
Cahyani, Vita, Ratri. 2014. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi
Pertanian. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Dwidjoseputro, D.2005. Dasar
– Dasar Mikrobiologi I.Erlangga.
Jakarta.
Pelczar., Michael J. dan E. C. S. Chan. 2008. Dasar-dasar
Mikroorganisme. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pelczar., Michael J. dan E. C. S. Chan.1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi I. Erlangga. Jakarta.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.